-
Umat Islam Harus Bersatu Atasi Perubahan Iklim
01 Ags 2022 10:15:34 MOBILE_LEGEND Jakarta—lingkunganmu.com-- Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin mengajak umat Islam bersatu padu untuk berpartisipasi mengatasi perubahan iklim. Dia menegaskan perubahan iklim menjadi isu krusial baik tingkat lokal, nasional maupun global.
“Umat Islam harus bersatu padu untuk berpartisipasi dalam upaya mengatasi perubahan iklim agar hasilnya menjadi lebih efektif,” kata Wapres saat memberikan arahan pada Risalah Kongres Umat Islam Untuk Indonesia Lestari di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (29/7/2022).
Wapres menegaskan semua pihak dituntut berpartisipasi dalam upaya mengatasi dampak yang ditimbulkan perubahan oleh iklim. Apalagi, fenomena perubahan iklim seperti terjadinya pemanasan global tidak terlepas dari ulah dan dari manusia sendiri yang lalai dalam berinteraksi dengan alam serta lingkungan sekitar. “Kerusakan lingkungan hampir terjadi di mana-mana dan tampaknya dirasakan mulai dari tingkat lokal bahkan dengan tingkat global,” kata Wapres.
Selain itu, kata Wapres, kerusakan lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim juga telah menjadi penyebab semakin bertambahnya kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
“Data BNPB tahun 2021 menunjukkan bahwa 99,5 persen kejadian bencana di Indonesia merupakan kejadian bencana hidrometeorologi,” katanya.
Wapres menegaskan dalam mengatasi persoalan perubahan iklim ini pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.
“Diperlukan ketelitian dan pemangku kepentingan yang lebih luas meliputi akademisi, dunia usaha, media massa serta masyarakat khususnya umat Islam untuk bekerja secara kolaboratif, sehingga fenomena perubahan iklim ini dapat diantisipasi dengan baik,” tuturnya.
Kongres ini bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya untuk mendorong, meminta dan mengajak semua pihak, terutama lembaga keagamaan, termasuk umat Islam, untuk berinisiatif bersama guna memperkuat upaya atau Prakarsa yang lebih sistematis dan berkelanjutan (ddp).
-
Eco Bhinneka, Merawat Kerukunan dan Mengembangkan Kesalehan Lingkungan
27 Jul 2022 17:39:51 MOBILE_LEGEND Jakarta—lingkunganmu.com--Eco Bhinneka merupakan program yang sedang dikembangkan dan dijalankan oleh Muhammadiyah yang bertujuan merawat kerukunan melalui aksi-aksi pelestarian lingkungan. Program ini diharapkan dapat mengokohkan kontribusi Muhammadiyah dalam upaya merawat kerukunan bersama komunitas lintas agama melalui aksi-aksi pelestarian lingkungan.
Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan Workshop “Kesalehan Lingkungan dan Praktik Pembelajaran Lintas Iman” di Aula1 Gedung Pusat Muhammadiyah Jakarta Pusat (27/7/2022) dengan menghadirkan narasumber Prof. H Syafiq Mughni, MA., Ph.D., Nani Zulminarni (Direktur Regional Ashoka Indonesia), Hidayat Tri Sutardjo (Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah), Astono Chandra Dana (Ketua PHDI Pusat), Philip K. Widjaja (Ketum Permabudhi), Jimmy Sormin (Sekretaris Eksekutif KKC PGI) dan Peter Lesmana (Sekretaris Bidang keorganisasian MATAKIN).
Menurut Hening Parlan, Ketua Divisi LLPB PP Aisyiyah menegaskan bahwa “Eco Bhinneka (ecology Bhinneka) ini mengusung isu pelestarian lingkungan melalui pendekatan lintas iman, pada prinsipnya juga bersentuhan dengan berbagai sektor kehidupan, tidak hanya pada sektor lingkungan dan kebebasan beragama dan berkeyakinan semata”.
Lebih lanjut dia memaparkan “Isu lingkungan tidak hanya menjadi perhatian para pemerhati lingkungan, tapi juga seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang social, Pendidikan, ekonomi, usia, bahkan mereka yang rentan. Sehingga pedekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup membutuhkan pendekatan yang holistik, karena menyangkut berbagai sendi kehidupan, baik dari segi Kesehatan, perlunya Pendidikan, social, budaya, kebijakan. Hukum dan ekonomi”, ujarnya.
Prof. Syafiq Mughni, MA., Ph.D dalam keynote speakernya menyatakan bahwa “Program Eco Bhinneka merupakan program yang sedang dikembangkan dan dijalankan oleh Muhammadiyah, yang bertujuan merawat kerukunan melalui aksi-aksi pelestarian lingkungan”.
“Program yang termasuk dalam JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action) ini diharapkan mampu membangun komunitas yang tangguh dan inklusif dengan melibatkan para tokoh agama secara berkelanjutan mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan (Freedom of Religion or Belief/ FoRB) dan perdamaian antar agama”, tandas Ketua PP Muhammadiyah.
Hidayat Tri Sutardjo, Divisi Humas dan Kerjasaa MLH PP Muhammadiyah dalam paparannya menyatakan “Orang-orang dari berbagai keyakinan sudah berkesimpulan bahwa masalah kerusakan lingkungan dan penanganan perubahan iklim ini merupakan masalah moral. Untuk itu, suara moral umat beragama perlu didengarkan dan keputusan tepat terhadap kerusakan lingkungan dan perubahan iklim harus diambil”.
“Bukan berarti upaya pemerintah dan pemimpin politik tidak ada, tetapi tidak;ah cukup dan belumlah memadai untuk mempercepat penanganannya. Oleh karena itu, kita harus melakukan upaya-upaya nyata baik konseptis maupun praksis, untuk membawa keadilan lingkungan bagi semua orang dan planet bumi”, ujar Sekretaris LPLH-SDA Majelis Ulama Indonesia.
Lebih lanjut Hidapat mengusulkan 3 program yang mungkin bisa diimplementasikan melalui program eco bhinneka ini, yakni
“Pertama, mengarusutamakan Islamic environmentalism (adalah pandangan sekaligus Gerakan ummat Islam yang terorganisir, kuat, dan berkelanjutan untuk menegakan keadilan ekologis serta melindungi keberlanjutan planet bumi dari berbagai ancaman kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, dengan berpijak pada pesan–pesan Islam sebagaimana yang terekam dalam al-Qur’an maupun hadits serta karya-karya para ulama (filosof,sufi,dan metafisikawan muslim). Kedua, Membangun Gerakan Antar Agama dan Ketiga adalah Membangun Nalar Kritis
Kaum Milenial (Pemuda/Remaja)”.Workshop ini dihadiri oleh perwakilan mitra dari lintas iman dan kepercayaan, Majelis, Lembaga dan Ortom dan tim pelaksana program Eco Bhinneka sebanyak 51 (lima puluh satu) orang. Di mana Tim Pelaksana program baik di Pusat maupun Regional (4 area) yakni Surakarta, Banyuwangi, Pontianak, dan Maluku Utara (ddp)
-
Mahasiswa MBA Nalanda University India Magang di MLH
23 Jul 2022 09:33:32 MOBILE_LEGEND Cikarang Barat Bekasi---Aulia Candra dan Sesty, mahasiswa Program MBA spesialisasi Manajemen Pembangunan Berkelanjutan dari Nalanda University India, selama 2 (dua) bulan penuh magang di Masjid Baitul Makmur Perumahan Telaga Sakinah Bekasi dan Masjid Al Muharam Kampung Brajan Bantul untuk memperdalam implementasi konsep masjid ramah lingkungan.
“Kami ingin melihat secara langsung dan detail terkait pelaksanaan program masjid ramah lingkungan”, ujar Candra (22/7/2022)
Lebih lanjut, Candra menegaskan bahwa “Kegiatan magang ini bertujuan agar kami dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai implementasi program masjid ramah lingkungan yang digerakan oleh DKM Masjid Baitul Makmur dan Masjid Al Muharam serta agar kami mampu mengenal, mengetahui, dan menganalisis situasi dan kondisi lingkungan di mana masjid berada”.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Makmur, Muhammad Suhapli ingin agar masjidnya bisa membawa lebih banyak lagi manfaat kepada lingkungan sekitar di tengah kondisi sesulit apapun. Bersama jamaah masjid akhirnya kami mewujudkan keinginan itu secara bertahap dengan menjadikan Masjid Baitul Makmur sebagai Masjid Eco Edu Mosque.
“Konsep masjid ramah lingkungan pada intinya yang paling penting adalah adanya penghematan energi listrik dan juga di air,” ungkap Suhapli
“Air wudu juga kami daur ulang. Didaur ulang untuk digunakan menyiram tanaman dan bisa dipakai juga untuk budidaya ikan lele” sambung dia.
“Masjid bisa berkontribusi kepada masyarakat. Masyarakat bisa memberikan suatu infak/sedekah melalui sampah yang ‘tidak berguna’, yang membuat rumah menjadi sempit,” kata Maryanto, Pengurus DKM.
“Masjid ini juga mengolah sampah organik menjadi kompos sehingga menambah nilai yang bisa dipakai untuk kebutuhan memupuk tanaman yang di sekitar masjid dan rumah jamaah,” sambungnya.
Menurut Hidayat Tri, Supervisor Independen dalam Program Magang ini menegaskan bahwa
“Ada dua orang Mahasiswa S-2 dari Nalanda University yang magang di MLH PP Muhammadiyah. Aulia Candra ditempatkan di Masjid Baitul Makmur Telaga Sakinah, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan Sesty ditempatkan di Masjid Al Muharram Kampung Brajan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keduanya akan berkonsentrasi untuk memperoleh gambaran yang integral mengenai implementasi konsep masjid ramah lingkungan yang digerakan oleh DKM,” ungkap Hidayat Tri ketika melakukan supervisi pada Jum’at (22/7) yang didampingi M Sandi, Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPD IMM Jawa Barat.
Lebih lanjut Hidayat menguraikan bahwa “Pembahasan mengenai integrasi masjid terhadap lingkungan sudah saatnya dijadikan isu utama peradaban. Dalam hal ini, pelestarian lingkungan (hifdh al-bi’ah) mengandung nilai spiritual pada masjid. Apa yang dimaksud peradaban yang relevan saat ini adalah memenuhi target-target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)”.
Pengintegrasian masjid terhadap isu lingkungan setidaknya bisa mengakomodasi beberapa target SDGs, seperti climate action (penanganan perubahan iklim), affordable and clean energy (energi bersih dan terjangkau), clean water and sanitation (air bersih dan sanitasi layak), dan sustainable cities and communities (kota dan komunitas berkelanjutan). (ddp).
-
Jangan Berhenti Berbagi Keberkahan
13 Jul 2022 10:38:30 MOBILE_LEGEND Rawalumbu--linhkunganmu.com-- Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawalumbu Kota Bekasi melalui kepanitiaan yang dikoordinir Lazismu KL PCM Rawalumbu telah menyembelih 6 ekor sapi dan 5 kambing di hari Idul Adha 1443 H. Pelaksanaan penyembelihan pada tanggal 10 Juli 2022 di Masjid Al Jihad Kelurahan Pengasinan dengan menyembelih
3 ekor sapi dan 5 ekor kambing dan tanggal 11 Juli 2022 di TK ABA 91 Taman Naragong Indah Kota Bekasi dengan 3 ekor Sapi.Sedang sholat Idul Adha dilaksanakan di halaman Masjid Al Jihad pada tanggal 9 Juli 2022 dengan Khatib Bapak M.Yunus, yang dihadiri simpatisan dan warga Muhammadiyah Rawalumbu dan sekitarnya.
Menurut M. Ikhwan Rahmanto, Sekretaris Lazismu KL PCM Rawalumbu menegaskan bahwa "Ibadah kurban ini pada hakikatnya adalah memotong kesombongan, menyembelih hawa nafsu dan meningkatkan kebaikan".
Lebih lanjut Ikhwan menjelaskan bahwa "pembagian daging hewan kurban ini didistribusikan kepada dhuafa, anggota dan simpatisan Muhammadiyah di wilayah Rawalumbu dan sekitarnya", tandas dosen Unisma.
Sementara itu Hidayat Tri, Penasihat PCM Rawalumbu berharap bahwa "ibadah kurban ini insya Allah menjadi spirit berbagi keberkahan dan kebahagiaan dalam keluarga, tetangga, sahabat dan umat Islam pada umumnya. Rasa kepedulian terhadap sesama ini perlu terus dijaga di luar bulan Dzulhijjah".
Pada ibadah kurban kali ini panitia kurban PCM Rawalumbu berikhtiar mengurangi sampah plastik yang sulit/lama diurai decara bertahap dan tidak membuang limbah hewan kurban di sungai. Hal ini sebagai komitmen dan kepedulian PCM Rawalumbu terhadap pengurangan sampah plastik pada khususnya dan penanganan masalah lingkungan.
Sebuah peristiwa agung yang patut kita teladani pada momentum Idul Adha adalah perjuangan Nabi Ibrahim AS, yang dengan pengorbanannya telah berhasil mewujudkan momentum ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan kurban bagi orang-orang mukmin sampai sekarang.
Allah SWT berfirman yang artinya "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah" (QS Al Kautsar:1-2).
Perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS terhadap kaumnya yang mengajak agar beriman dan mentauhidkan Allah SWT sangatlah besar dan patut menjadi tauladan bagi kita semua.
Sisi lain yang patut juga diteladani adalah karakter-karakter Ismail semoga senantiasa bersemayam di Qolbu kita. Ismail sangat amat disayangi dan dicintai, namun kasih sayang dan rasa cinta itu, masih dikalahkan dengan ketaatan pada Ketentuan Allah SWT.
Semoga harta, jabatan dan anak-anak kita tetap pada semangat "Nabi Ismail" (ddp).
-
GreenHajj; Upaya Meningkatkan Kesadaran Lingkungan
01 Jul 2022 09:31:58 MOBILE_LEGEND Jakarta—lingkunganmu.com— Aplikasi GreenHajj hadir sebagai bentuk nyata dukungan umat Islam dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Aplikasi ini telah dirilis dalam Bahasa Inggris dan Arab serti pada Kamis (30/6/2022) Ummah for Earth dan Greenpeace Indonesia meluncurkan aplikasi GreenHajj dalam bahasa Indonesia, yang bisa diunduh untuk versi IoS dan Android.
Menariknya acara launching ini diselenggarakan secara blended offline dan hybrid (online) dengan mendatangkan sejumlah tokoh yang konsen terhadap komitmen dan kepedulian umat Islam dalam mengatasi perubahan iklim.
Menurut Tata Mustasya, juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia “GreenHajj ini merupakan aplikasi yang memuat bacaan dan doa serta panduan praktis dalam melakukan ibadah haji dan umrah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti penggunaan air dan energi yang efisien, pengurangan sampah khususnya sampah plastik, dan penggunaan transportasi publik”.
Lebih lanjut Tata menegaskan bahwa “Kampanye ini akan mempromosikan masa depan alternatif dengan menawarkan solusi dan harapan. Panduan ini bisa ikut berkontribusinya terhadap penanganan bencana yang disebabkan adanya perubahan iklim dunia serta menawarkan individu, komunitas, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya guna mengakhiri mitos pembangunan ekonomi ekstraktif yang merugikan lingkungan”.
Semenatara itu, Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan bahwa “Kalau kita ingin lihat bumi langgeng, kita perlu punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Sampai saat ini masih belum ada kesadaran yang cukup tinggi dari jamaah haji terkait soal lingkungan, yang jumlahnya bisa mencapai 4 juta orang secara bersamaan. Setiap penerbangan meninggalkan jejak karbon yang sangat besar, konversi itu harus diapakan? Saya kira harus ada pemikiran-pemikiran besar soal ini. Kita harus memperhatikan jamaah haji, juga kesehatan lingkungan. Saya kira kita perlu melakukan penelitian komprehensif soal risiko lingkungannya,” ujar Nasaruddin.
Fachruddin Mangunjaya, aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional, yang terlibat dalam pembuatan GreenHajj menegaskan bahwa “Di dalam panduan disebutkan soal jejak karbon yang kita tinggalkan, serta apa yang bisa kita lakukan untuk itu. Misalnya menanam pohon, membeli energi terbarukan, dan sebagainya. Di sini sudah ada hitung-hitungannya, ada kuantitasnya dan mendorong jamaah haji untuk menggunakan panduan ini supaya bisa ikut menciptakan situasi karbon netral.
Di sisi lain, Bambang Hamid Sudjatmiko, Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga DPP AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) menyebutkan kalau Indonesia mendapatkan kuota jemaah haji yang paling besar dibandingkan negara-negara lain. “Sangat mungkin jika jamaah kita memakai panduan GreenHajj ini. Bambang juga mengusulkan adanya pelatihan dan pendidikan tema lingkungan kepada pembimbing ibadah haji dan umrah sebagai pintu masuk untuk membangun kepedulian lingkungan dari jamaah yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Dr. Nur Arifin, Direktur Bina Umrah dan Haji Kemenag yang online langsung dari Makkah, saat ini suhunya 38 derajat Celcius, dan dia juga mencermati masih rendahnya kesadaran lingkungan jamaah haji di sini.
“Ada hal yang perlu kita renungkan, ketika jamaah melempar jumrah, maka di ujung penyelesaiannya, ada toilet. Lalu orang melempar kain ihrom begitu saja, sehingga menumpuk. Orang tidak peduli, sehingga terjadi sampah luar biasa. Karena itu, butuh tafsir praktik yang bisa dilakukan jamaah di Tanah Suci. Mereka bukannya sengaja membuat sampah, tetapi memang perlu bimbingan agar peduli terhadap lingkungan”.
Sementara itu, Nadhea Tanj, perwakilan generasi muda, sekaligus artis dan influencer di media sosial merngatakan “Saya sebagai generasi muda merasa bahwa saya punya tugas besar untuk jaga lingkungan di sekitar kita. Karena, ini sebagian besar karunia yang sudah diberikan Tuhan YME. Kita sudah bisa merasakan perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari polusi yang terus meningkat, kenaikan permukaan air laut dan sebagainya. Jadi kalau saya sebagai generasi muda tidak cepat bertanggung jawab untuk lingkungan di sekitar kita, akan ada banyak dampak negatif yang muncul. Aplikasi Green Hajj ini menurut saya bisa membantu jamaah haji dan umrah untuk mendapatkan panduan yang baik untuk lingkungan,” tandas Nadhea.
Aplikasi GreenHajj sudah dapat diunduh secara gratis di App Store, sebagai langkah nyata menumbuhkan kesadaran jamaah haji dan umrah agara ibadahnya menjadi ramah lingkungan sebagai wujud menunaikan ibadah sesuai maqoshid syari’ah, khususnya dalam menjaga alam dan lingkungan (hifzhul alam dan hifzhul biah). Aplikasi Green Hajj dapat didownload untuk IoS di: https://apps.apple.com/gb/app/greenhajj-app/id1631972408 (ddp)
-
Rumah Literasi Mangrove Menjadi Laboratorium Kehidupan
07 Jun 2022 09:22:14 MOBILE_LEGEND Belitung Timur—lingkunganmu.com—Rumah Literasi Mangrove yang didirikan dan dibangun atas kerjasama antara Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia diresmikan bersamaan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, 5 Juni 2022.
Rumah Literasi Mangrove yang berlokasi di Lokasi SD Muhammadiyah Gantong (sekarang M.Ts. Muhammadiyah) ini menjadi yang pertama di Indonesia dan diharapkan menjadi Laboratorium Kehidupan. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita Bersama oleh Sekretrais Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Deputi Sosialisasi, Edukasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM dan Bupati Belitung Timur.
Dalam sambutannya, Gatot Supangkat, Sekretaris MLH PP Muhammadiyahmenyatakan bahwa hadirnya Rumah Literasi Mangrove ini sebagai ikhtiar kebersamaan untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Sebab lingkungan, dalam berbagai hal menopang kehidupan manusia yang berarti ketika menyelamatkan lingkungan berarti menyelamatkan kehidupan.
“Kita semua sadar bahwa permasalahan lingkungan adalah masalah perilaku. Oleh karena itu, hanya dengan pendidikanlah perilaku dapat diubah,” tandas Dosen UM Yogyakarta.
Selanjutnya, Gatot sangat berharap Rumah Literasi Mangrove ini menjadi Laboratorium Kehidupan dengan menampilkan pentingnya menjaga ekosistem lingkungan.
“Dengan menyelamatkan lingkungan berarti menyelamatkan kehidupan. Maka di sini lah kita bangun laboratorium lingkungan sekaligus Taman Pendidikan Pintar Mangrove,” Harapan Gatot.
Burhanudin, Bupati Belitung Timur, menyambut baik didirikannya Rumah Literasi Mangrove sebagai salah satu ide kreatif yang dibangun oleh Muhammadiyah dan BRGM.
Keberadaan Rumah Literasi Mangrove sebagai sesuatu yang memberikan Pendidikan, pembelajaran kepada siapa saja, bagaimana mencintai dan mengamankan sekaligus memelihara mangrove yang ada di daerah pesisir.
“Mangrove ini banyak manfaatnya dan masyarakat, generasi di bawah kita harus memulai memahami akan pentingnya tanaman mangrove. Pendirian Rumah Literasi Mangrove ini, menjadi luar biasa untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat Belitung Timur dan masyarakat Indonesia di mana pun berada,” Tegas Burhanudin.
Lebih lanjut Burhanudin juga memberikan apresiasi didirikannya Rumah Literasi Mangrove yang berlokasi di M.Ts. Muhammadiyah yang sudah sangat lama hadir mencerdaskan masyarakat Belitong.
“Bila berkunjung ke Beltim mereka bisa mengenal dan memahami tentang Mangrove. Selain itu, juga bisa melihat dan mengenal sejarah tentang Pendidikan Muhammadiyah yang pernah membuat daerah ini terkenal dengan Laskar Pelangi” tandas Bupati Beltim.
Sementara itu, Myrna A Safitri, Deputi Sosialisasi, Edukasi, Partisipasi dan Kemitraan BRGM menjelaskan tugas BRGM adalah mempercepatrehabilitasi mangrove di beberapa Provinsi, salah satunya di Bangka Belitung. Karena itu kehadiran Rumah Literasi Mangrove di Belitung Timur ini tidak terlepas dari implementasi tugas BRGM.
“kita juga sadar bahwa tidak bisa upaya rehabilitasi mangrove ini berjalan sendiri tanpa ada kesadaran masyarakat, Karena itulah upaya menumbuhkembangkan kesadaran senantiasa dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi sejak dini kepada anak-anaksekolah sehingga punya kecintaan terhadap mangrove.”
Myrna berharap, keberadaan Rumah Literasi Mangrove akan membuat generasi muda menjadi actor penting dalam penyelamatan ekosistem mangrove di masa depan, khususnya Belitung Timur. Dipilihnya lokasi M.Ts Muhammadiyah Gantong juga tidak lepas dari sejarah Pendidikan Muhammadiyah yang booming melalui novel dan film Laskar Pelangi.
“Dipilihnya lokasi ini untuk memadukan aspek historis dari kebangkitan Pendidikan yang ada di Belitung. Di mana keberamadaan SD Muhammadiyah Gantong menjadi salah satu bukti sejarahnya. Dengan tujuan untuk menjadikan Pendidikan lebih dekat dengan lingkungan yang inklusif, maka keberadaan Rumah Literasi Mangrove sangat terbuka bagi semua kalangan” ujarnya.
Rumah Literasi Mangrove ini akan menjadi model bagi Provinsi lain yang juga menjadi sasaran tugas BRGM yang sekaligus bisa menjadi salah satu wisata edukasi baru yang mencerahkan (ddp).
-
AliMM, Tonggak Gerakan Hijau Muhammadiyah
23 Apr 2022 10:43:45 MOBILE_LEGEND Yogyakarta—lingkunganmu.com—Peringatan Hari Bumi 2022 dijadikan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah untuk menancapkan tonggak GERAKAN HIJAU MUHAMMADIYAH (GHM) dengan ditandatangani MoU tentang Audit Lingkungan Mandiri Muhammadiyah (ALiMM) antara MLH PP Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Ditiro, No 23. Kota Yogyakarta (22/4).
Prof. Muhjiddin Mawardi, Ketua MLH PP Muhammadiyah dalam sambutannya menyebut bahwa bumi kita hari ini sedang ‘sakit’ perlu untuk disembuhkan.”ALiMM ini diterapkan secara khusus diawali dari infrastruktur yang dimiliki Muhammadiyah, diharapkan ini menjadi pilot projects prioritas khususnya bagi gedung-gedung yang dimiliki Muhammadiyah”, katanya.
Tidak bisa dipungkiri bahewa kerusakan alam ini disebabkan oleh ulah tangan manusia seperti ayat Al-Quran yang dibacakan tadi (QS 30:41), maka tangan-tangan manusia tersebut harus diatur dan diubah secara mendasar mindset dan perilakunya.
“Kerusakan lingkungan ini sangat dipengaruhi pikiran kapitalisme dan kolonialisme yang mengarah pada pemanfaatan alam sebanyak-banyaknya kepada manusia tanpa memperhatikan yang lain,” tandas Guru Besar UGM.
Langkah awal ini merupakan usaha yang dilakukan oleh MLH PP Muhammadiyah untuk menyelamatkan bumi yang merupakan milik bersama. ALiMM merupakan program yang sudah lumayan lama diinisiasi dan diimplementasikan MLH PP Muhammadiyah. Diharapkan ALiMM ini bisa menjadi barometer bagi Muhammadiyah dalam membangun infrastruktur yang ramah lingkungan.
Prof. Supriyono, Wakil Rektor 5 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sangat berharap bahwa MoU yang dilakukan ini, bisa berdampak positif pada perkembangan UMS dan Muhammadiyah bahkan bagi Umat Islam. Selain itu, kerjasama ini juga merupakan wujud keberpihakan UMS terhadap kehidupan yang ramah lingkungan. Instrumen ALiMM ini juga diharapkan bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) ‘melek’ terhadap isu-isu lingkungan, sebab hal ini akan berpengaruh pada perangkingan perguruan tinggi.
“Kita berharap dengan AliMM ini, upaya nyata langkah Muhammadiyah yang Berkemajuan terhadap kehidupan yang ramah lingkungan dan kami berharap kerjasama ini akan bisa diperluas dalam program-program yang lain” ungkapnya.
Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat mengatakan kami menyambut baik upaya MLH PP Muhammadiyah ini dan kami berharap kerjasama ini dapat diperluas dengan aktivitas-aktivitas lain yang lebih luas lagi.
“Kami sangat konsen terhadap upaya-upaya menjaga sumber daya dan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan,” ucapnya
Sementara itu, Dr.Eng. Ahmad Sarwadi, inisiator AliMM menegaskan bahwa banyaknya gedung-gedung yang tidak ramah lingkungan menjadi perhatian khusus Muhammadiyah.
“Melalui MLH PP Muhammadiyah telah dikembangkan Audit Lingkungan Mandiri Muhammadiyah (AliMM) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kondisi dan pengelolaan bangunan dan lingkungan sekitarnya sehingga dampak merusak pada lingkungan hidup dapat diminimalisasi serta untuk menjaga kesehatan manusia dan ekosistem”.
“AliMM ini dapat disepadankan dengan konsep bangunan yang mempunyai performa tinggi tetapi juga memperhatikan faktor-faktor dan kondisi lingkungan serta berkelanjutan (sustainable). Oleh karenanya, bangunan harus menerapkan prinsip-prinsip desain berkelanjutan (sustainable design) dalam konteks rancangan meliputi penghematan sumber daya alam (economy resources), perancangan selama daur hidup (life cycle design), dan rancangan yang manusiawi (human design)”, ungkapnya.
Diharapkan sekali ALiMM ini dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya dan pengelola bangunan pada khususnya agar pengelola bangunan dapat mengevaluasi tingkat keramahtamahan bangunan terhadap lingkungan dan dapat mengidentifikasi hal-hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan kinerjanya (ddp).
-
Ramadan, Menantang Diri Kita Untuk Memilih Perubahan yang Berdampak
23 Apr 2022 08:34:09 MOBILE_LEGEND Bekasi—lingkunganmu.com—Kebijakan dalam pengelolaan sampah sudah banyak dan cukup lengkap walau ada beberapa yang harus direvisi. Implementasi di lapangan dan tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku yang masih rendah menjadi penyebabnya, demikian diutarakan Ir. Hidayat Tri Sutardjo,MM pada kajian rutin yang diselenggarakan Laboratorium Ilmu Pemerintahan UNISMA Bekasi dengan tema “Islam dan Kebijakan Lingkungan” yang digelar secara daring, Jumat (22/4/2022).
Islam mengajarkan bahwa hubungan dengan Allah (Hablu min Allah) saja tidaklah cukup,tetapi harus diimbangi dengan hubungan yang baik dengan sesama manusia (Hablu min al-nas) dan dilengkapi pula dengan mencintai lingkungan (Hablu min al-bi’ah). Untuk itulah, kepedulian terhadap lingkungan masih butuh perhatian yang serius terlebih di bulan suci Ramadan kali ini menjadi sangat tepat untuk meningkatkan kepedulian umat terhadap lingkungan.
Ir. Hidayat Tri Sutardjo, MM dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah mengatakan Islam mengajarkan untuk merawat, menjaga, dan membangun lingkungan dengan baik dan bijak. Islam juga melarang dengan tegas segala upaya yang merusak lingkungan.
"Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan yang saling terkait dan dibingkai Aqidah dan Syari’ah," tandas Sekretaris Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Pusat.
Disebutkan, pelestarian lingkungan bukan semata-mata tuntutan ekonomis, politis, atau desakan program pembangunan. Tetapi harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan.
Divisi Humas dan Kerjasama MLH PP Muhammadiyah ini menyebutkan bahwa tugas utama manusia adalah memakmurkan bumi. Tugas memakmurkan ini meliputi Al-Intifa’ (mengambil manfaat dan mendayagunakan sebaik-baiknya), Al-I’tibar (mengambil pelajaran, memikirkan, mensyukuri, seraya menggali rahasia-rahasia di balik alam ciptaan Allah).
Tugas manusia yang lain adalah Al-Islah, yakni memelihara dan menjaga kelestarian alam sesuai dengan maksud Sang Pencipta. Maksudnya adalah untuk kemaslahatan dan kemakmuran manusia, serta tetap terjaganya harmoni kehidupan alam ciptaan Allah.
"Dalam Islam sudah lengkap dan sempurna, tinggal bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten seperti sudahkan kita melakukan pemilahan dan pengolahan sampah di rumah kita?"
Hanya saja, praktik di lapangan banyak ditemui sebaliknya. Bisa karena ke tidak tahuan atau memang minimnya kepedulian.
Fakta terkait ini seperti jika sisa makanan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah (TPA), maka akan menghasilkan gas metana, zat berbahaya jika menumpuk tak diolah.
Sering TPA yang kebakaran karena konsentrasi gas metana. Salah satunya yang menghebohkan adalah
kebakaran dan longsor hebat di TPA Leuwigajah, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 yang disebut sebagai tsunami sampah. Kejadian ini juga menelan korban jiwa yang cukup memperhatikan.
Dalam kata akhirnya, Hidayat mengajak kepada seluruh akademisi UNISMA Bekasi untuk memilih perilaku yang baru sebagai resolusi Ramadan bagi kita, Bersikap lembut pada diri sendiri, memilih resolusi yang realistis, dan menantang diri kita untuk memilih perubahan yang berdampak (ddp).
-
Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Siap Berkolaborasi dengan Eco-Bhinneka Rawat Kerukunan Umat Beragama melalui Aksi Lingkungan
12 Apr 2022 14:35:42 MOBILE_LEGEND Eco-Bhinneka merupakan sebuah nama program di Muhammadiyah yang diharapkan dapat mengokohkan kontribusi Muhammadiyah dalam upaya merawat kerukunan bersama komunitas lintas agama melalui aksi-aksi pelestarian lingkungan. Pada 7 April 2022, Tim program Eco-Bhinneka Muhammadiyah selenggarakan silaturahmi kepada Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dengan tujuan memperkenalkan Program Eco-Bhinneka dan mendiskusikan rencana kolaborasi dengan MLH PP Muhammadiyah.
Surya Rahman Muhammad- Program Manager Eco-Bhinneka menyampaikan bahwa Eco-Bhinneka ini termasuk dalam rangkaian program Inisiatif Bersama untuk Aksi Keagamaan yang Strategis atau dikenal dengan JISRA (Joint Initiative for Strategic Religious Action). “JISRA merupakan sebuah program global yang mendorong isu toleransi, kebebasan beragama dan berkeyakinan di masyarakat” katanya. Di Indonesia, ada 10 organisasi yang melakukan program JISRA, salah satunya Muhammadiyah. Eco Bhinneka Muhammadiyah saat ini dilaksanakan di 4 area: (1) Jawa Tengah (Surakarta); (2) Jawa Timur (Banyuwangi); (3) Kalimantan Barat (Pontianak); (4) Maluku Utara (Ternate).
Pendekatan Ekologis sebagai Media Membangun Toleransi
“Kami di teman-teman Muhammadiyah melihat kalau isu toleransi hanya dibangun melalui tataran dialog saja maka akan susah, sehingga kami mengemas sesuatu yang sifatnya lebih mudah diterima, yaitu melalui pendekatan aksi lingkungan. Harapannya melalui pendekatan ekologis ini nantinya akan tercipta toleransi.” ungkap Surya.
Pihak Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah menyatakan dukungan kepada program Eco-Bhinneka. “Mari kita kawal ini menjadi kebaikan bersama, permasalahan lingkungan adalah masalah bersama, akan sangat bagus kalau isu lingkungan ini menjadi medium dalam membangun Indonesia yang lebih damai ke depannya.” ungkap Gatot Supangkat yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris MLH PP Muhammadiyah. Menurutnya, isu lingkungan ini tidak hanya bisa membina kerukunan antar umat beragama, namun juga bisa merekatkan persaudaraan. Ia menambahkan, permasalahan lingkungan kini menjadi permasalahan global dan universal, dampak yang diakibatkannya tidak bisa memandang latar belakang seseorang atau kelompok tertentu.
Perlunya Memperhatikan Isu Lokal dan Perkuat Aksi
Gatot juga memberi masukan terkait dengan lokasi pelaksanaan program Eco-Bhinneka agar perlu diperhatikan dan didekatkan dengan isu lokal. “Pendekatan isu lokal penting agar bisa duduk bersama dengan para pihak dalam mengkaji permasalahan lingkungan yang ada di area tersebut dan merumuskan solusinya bersama.” ujarnya.
Hening Parlan sebagai Advisor Program Eco-Bhinneka juga menegaskan bahwa dalam upaya Peace Building pendekatan yang dilakukan perlu diperkuat dengan aksi. “Di dalam JISRA, pendekatan yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun perdamaian harus ada aksi. Eco-Bhinneka membawa pendekatan pada aksi lingkungan.” imbuhnya. Ia berharap ke depan program ini dapat menjadi program yang dimiliki bersama lintas agama di Indonesia.
Rencana tindak lanjut dari silaturahmi tersebut antara lain yakni disepakatinya kerjasama antara tim Eco-Bhinneka dengan MLH PP Muhammadiyah dalam penyusunan modul Eco-Bhinneka hingga penyelenggaraan Training of Trainer (TOT) Eco-Bhinneka. Pertemuan yang diselenggarakan secara hybrid tersebut diikuti 26 orang, baik yang hadir luring di kampus UMY maupun hadir daring di teleconference ZOOM.
#ecobhinneka #JISRA #Muhammadiyah
Penulis:
Dzikrina Farah Adiba (Eco-Bhinneka Muhammadiyah/ http://ecobhinnekamuhammadiyah.org/ )
-
MUHAMMADIYAH KELUARKAN MAKLUMAT GREEN RAMADAN
09 Mar 2022 10:27:45 MOBILE_LEGEND Yogyakarta—lingkunganmu.com--Ikhtiar untuk melakukan peningkatan dan pemaksimalan perbuatan baik tidak hanya kepada Allah SWT (hablu min Allah), kepada sesama manusia (hablu min al-nas) dan dilengkapi dengan kerja nyata dalam mencintai lingkungan (hablu min al-bi’ah) senantiasa harus dilakukan secara terencana, sistematis, berkelanjutan dengan penuh istiqomah.
Dalam menyambut Ramadhan 1443 H ini, Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana PP Aisyiyah mengeluar maklumat yang berisi tentang ajakan kepada warga Muhammadiyah dan Umat Islam untuk menjalan ibadah di bulan suci Ramadan ini dengan ramah lingkungan.
Menurut Dr. Gatot Supangkat, MP maklumat ini merupakan “sebuah gerakan untuk mensosialisasikan, mengedukasi dan mengadvokasi bagi warga Muhammadiyah dan Umat Islam agar menjalankan ibadah Ramadan dengan baik dan ramah lingkungan. Ramadan mengajarkan kita untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk bumi dan kelestarian alam. Untuk itulah, Muhammadiyah mengajak warga Muhammadiyah dan Umat Islam pada umumnya dapat menunaikan ibadah Ramadan dengan lebih ramah lingkungan, bertanggungjawab secara sosial dan mengayomi lingkungan sekitar seperti diajarkan Nabi Muhammad SAW”.
Isi dari maklumat secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
- Mengurangi sisa makanan dan konsumsi berlebihan
Berbukalah dengan makan secukupnya, jangan menyisakan makanan, dan lakukanlah seperti yang di-sunnah-kan (mengisi sepertiga perut dengan makanan, seperti tiga dengan air, dan sepertiga kosong).
- Berbukalah dengan buah-buahan dan sayuran
Nabi Muhammad lebih banyak mengonsumsi gandum, kurma, air, susu, madu, sayur, dan buah, sementara daging bukanlah bagian dari santapan sehari-hari beliau.
- Mengurangi penggunaan botol plastik
Kurangi penggunaan botol plastik untuk meminimalisir efek pemanasan global dan akan merusak lingkungan.
- Mengurangi penggunaan Styrofoam
Styrofoam adalah bahan yang tidak dapat didaur ulang, sehingga akan tetap menjadi sampah.
- Menggunakan botol minum sendiri (tumbler)
Jika kamu sedang pergi ke masjid, kantor, sekolah, atau ke rumah teman, biasakan selalu membawa botol minum sendiri (tumbler) yang bisa diisi menjelang waktu berbuka puasa.
- Menghentikan penggunaan piring, gelas, dan sendok plastik sekali pakai
Lebih baik menggunakan alat makan yang bisa dipakai lagi di kemudian hari.
- Membawa tas/tempat yang tidak sekali pakai ketika berbelanja ke toko/supermarket/pasar/warung
Upaya pengurangan plastik senantiasa harus diinisiasi dari diri sendiri terlebih dahulu.
- Menghemat Air Wudhu dan Memanfaatkan Sisa Air Wudhu
Saat berwudhu, Nabi Muhammad hanya menghabiskan dua kepal air atau sekitar setengah liter, sisa air wudhu pun sebaiknya dimanfaatkan.
- Membiasakan naik kendaraan umum
Penggunaan kendaraan pribadi perlu dikurangi dengan membiasakan diri naik kendaraan umum sebagai ikhtiar pengurangan emisi gas karbon.
- Menanam pohon produktif
Mulailah menanam berbagai tanaman produktif, baik di halaman rumah maupun di masjid-masjid.
- Menguatkan dan Mengimplementasikan program-program pengembangan MLH dan LLHPB seperti Gerakan Shadaqah Sampah (GSS), Aksi Hijau, Audit Lingkungan Mandiri Muhammadiyah (ALiMM), Green School Muhammadiyah, Masjid Ramah Lingkungan, Mubaligh Mubalighot Lingkungan, Kelentingan Keluarga
Program-program pengembangan MLH dan LLHPB hendaknya dikuatkan dan dimplementasikan dengan baik dan berkelanjutan.
Maklumat ini diharapkan dapat membangun kesadaran dan merubah perilaku dari yang sebelumnya tidak ramah lingkungan menjadi kesadaran dan perilaku yang ramah lingkungan, khususnya bagi warga Muhammadiyah dan umat Islam pada umumnya (ddp).